Tuesday, December 5, 2017

Triamcinolone Acetonide 0,1%

Triamcinolone Acetonide

       Pasta dental triamcinolone acetonide 0,1% adalah obat golongan kortikosteroid yang mengandung triamcinolone acetonide kortikosteroid dalam bentuk bahan adhesive yang cocok untuk aplikasi pada jaringan mukosa mulut. Triamcinolone acetonide dirancang dalam unsur kimia sebagai 9-fuoro-11β, 16α, 17, 21-tetrahydroxypregna-1, 4-diene-3, 20-dione cyclic 16, 17-acetal dengan aseton. Struktur formulanya adalah:


Setiap gram pasta dental triamcinolone acetonide 0,1% mengandung 1 mg triamcinolone acetonide dan dalam pasta dentalnya mengandung gelatin, pectin, cream flavor, vanilla flavor dan carboxymethylcellulose sodium dalam plasticized gel hidrokarbon, polietilen dan mineral oil gel base.

Farmakologi

Seperti kortikosteroid topikal lainnya, triamcinolone acetonide mengandung anti-inflamasi, antipiretik dan sifat vasokontriksi. Kortikosteroid bekerja dengan induksi dari phospolipase A2 inhibitory proteins atau disebut lipocortins. Dengan begitu dapat diketahui bahwa protein tersebut mengontrol poten mediator biosintesis pada inflamasi seperti prostaglandin dan leukotrien dengan cara menghambat pelepasan prekursornya yaitu asam arakidonat. Asam arakidonat dilepas oleh pospolipid membrane oleh pospolipase A2.

Farmakokinetik

Tingkat absorpsi lewat mukosa oral ditentukan oleh beberapa faktor termasuk pengangkut, integritas pertahanan mukosa, durasi terapi, kemunculan inflamasi dan atau proses penyakit lain. Sekali terabsorpsi olehmembran mukosa, disposisi kortikosteroid sama dengan kortikosteroid sistemik pada tubuh. Kortikosteroid terikat pada protein plasma dalam derajat yang bervariasi. Metabolism primer kortikosteroid terjadi pada hati dan diekresikan melalui ginjal; beberapa kortikosteroid dan metabolismenya berlangsung pada empedu. Waktu paruh triamcinolone acetonide adalah 18-36 jam.

Indikasi

Pasta dental Triamcinolone acetonide 0,1% diindikasikan untuk pengobatan adjunctive yaitu penambahan obat untuk pengobatan utama dan untuk meringankan sementara gejala yang berhubungan dengan lesi inflamasi oral dan lesi ulserasi akibat trauma.

Kontraindikasi

Obat ini memiliki kontraindikasi pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap komponen triaminolone acetonide, selain itu juga terhadap pasien dengan infeksi jamur, virus, atau bakteri pada mulut atau tenggorokan. Penggunaan triamcinolone pada penderita herpes akan menyebabkan diseminasi herpes virus.

Efek samping

Sensasi terbakar, gatal, iritasi, kering, mengelupas, dermatitis perioral, alergi, maserasi mukosa oral, infeksi sekunder, atrofi mukosa oral.

Dosis dan Pengaplikasian

Oleskan selapis tipis pada lesi. Beberapa lesi membutuhkan olesan yg lebih banyak. Untuk hasil yang optimal cukup dengan mengoleskan selapis tipis sampai menutupi seluruh lesi dan jangan diusap.
digunakan 2-3 kali sehari setelah makan, dan apabila dalam tujuh hari belum terjadi penyembuhan disarankan untuk kembali ke dokter.

Merk dagang : Kenalog in Orabase, Aristocort, Kenacort


Source : Yagiela JA, Dowd FJ, Neidle EA, eds. Pharmacology and Therapeutics for Dentistry. 6th ed. Mosby. ST. Louis, Missouri. 2011

Wednesday, October 18, 2017

Anestesi Blok Mandibula (IANB)

Anestesi Blok Mandibula

Inferior Alveolar Nerve Block

Inferior alveolar nerve block (IANB) adalah teknik injeksi nomor dua yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi setelah infiltrasi dan merupakan teknik injeksi yang paling penting digunakan dalam kedokteran gigi. Penggunaan IANB secara bilateral sangat jarang dilakukan dalam pelaksanaan perawatan gigi namun sering digunakan apabila akan melakukan pembedahan bilateral mandibula.

Saraf yang teranestesi:
1. Inferior alveolar, cabang dari percabangan bagian posterior mandibula pada saraf trigeminal (V3)
2. Insisif
3. Mental
4. Lingual (commonly)

Area yang teranestesi:
1. Gigi pada mandibular (satu region)
2. Badan mandibula (bagian inferior pada ramus)
3. Buccal mucoperiosteum (membran mukosa anterior sampai foramen mental, saraf mental)
4. ⅔ anterior lidah dan lantai rongga mulut (saraf lingual)
5. Jaringan lunak lidah dan periosteum (saraf lingual)

Indikasi:
1. Perawatan pada lebih dari satu gigi mandibula dalam satu region
2. Apabila anestesi jaringan lunak bagian bukal (anterior foramen mental) dibutuhkan
3. Apabila anestesi jaringan lunak lidah dibutuhkan

Kontraindikasi:
1. Infeksi atau inflamasi akut pada area yang akan diinjeksi (jarang)
2. Pasien yang suka menggigit bibir atau lidahnya misalnya anak kecil atau pasien anak atau dewasa dengan cacat mental

Kelebihan
Satu injeksi dapat menganestesi area yang cukup luas 

Kekurangan
1. Anestesi area luas (tidak diindikasikan untuk prosedur lokal)
2. Tingkat anestesi tidak adekuat (31% - 81%)
3. Batas intraoral tidak secara konstan dapat dipercaya
4. Aspirasi positif (10% - 15%, tertinggi diantara injeksi intraoral lainnya)
5. Anestesi lingual dan bibir bawah, tidak nyaman pada banyak pasien dan mungkin berbahaya (self-inflicted soft tissue trauma) pada beberapa pasien
6. Memungkinkan anestesi parsial dimana terdapat dua bagian saraf inferior alveolar dan dua bagian kanal mandibular, cross-innervation pada region anterior bawah


Teknik Fisher

Prosedur :

  1. Posisi pasien duduk dengan setengah terlentang. Aplikasikan antiseptic didaerah trigonum retromolar.
  2. Jari telunjuk diletakkan dibelakang gigi terakhir mandibula, geser kelateral untuk meraba linea oblique eksterna., . Kemudian telunjuk digeser kemedian untuk mencari linea oblique interna, ujung lengkung kuku berada di linea oblique interna dan permukaan samping jari berada dibidang oklusal gigi rahang bawah.
  3. Posisi I : Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku , dari sisi rahang yang tidak dianestesi yaitu regio premolar.
  4. Posisi II : Spuit digeser kesisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang oklusal dan jarum ditusukkan sedalam 5 mm, lakukan aspirasi bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk menganestesi N. Lingualis.
  5. Posisi III : Spuit digeser kearah posisi I tapi tidak penuh lalu jarum ditusukkan sambil menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15 mm. Aspirasi dan bila negative keluarkan anestetikum sebanyak 1 ml untuk menganestesi N. Alveolaris inferior. Setelah selesai spuit ditarik kembali.



Teknik modifikasi Fisher :

Setelah kita melakukan posisi III, pada waktu menarik kembali spuit sebelum jarum lepas dari mukosa tepat setelah melewati linea oblique interna ,jarum digeser kelateral ( kedaerah trigonum retromolar ), aspirasi dan keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk menganestesi N. Bukalis. Kemudian Spuit ditarik keluar.


Daftar Pustaka
Malamed SF. Handbook of local anesthesia. Ed.6. Missouri: Elsevier Mosby, 2012
Jastak,JT Cs,: 1995, Local anesthesia of the oral cavity, Philadelphia, W.B. Saubders Company


Friday, June 16, 2017

Endodontik

      Definisi

    Mahkota gigi terdiri dari jaringan keras gigi yakni enamel dan dentin. Keduanya melindungi jaringan lunak yang disebut pulpa yang memanjang dari mahkota sampai ujung akar gigi. Perawatan endodontik atau saluran akar adalah bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal. Perawatan endodontik adalah suatu usaha menyelamatkan gigi terhadap tindakan pencabutan agar gigi tetap bertahan dalam soket. 
    Biasanya berhubungan dengan karies pada gigi molar. Perawatan saluran akar dilakukan dengan cara pengangkatan/pengambilan jaringan pulpa yang mengalami radang/infeksi karena adanya karies, tambalan yang sangat dalam sehingga mengiritasi pulpa, gigi fraktur sampai mendekati saluran pulpa akibat trauma, atau karena gingivitis yang sudah severe.
Perawatan saluran akar dapat dilakukan sekali kunjungan atau lebih tergantung kondisi gigi. Apabila diperlukan, selama antar kunjungan, saluran akar akan diberi obat sterilisasi saluran akar dan lubang akan ditutup dengan tambalan sementara.

      Tujuan
Tujuan perawatan saluran akar ialah :
1. Membuang jaringan keras dan lunak yang terinfeksi
2. Untuk memperbaiki dan mengobati jaringan pulpa yang tersisa untuk proses healing.
3. Untuk mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya sehingga gigi dapat dipertahankan selama mungkin di dalam mulut agar tidak menimbulkan keluhan dan dapat berfungsi baik.
4.  Mencegah masuknya mikroorganisme dan produknya dari dan ke dalam saluran akar melewati koronal pulpa maupun foramen apikal
5. Mereduksi multiplikasi mikroorganisme yang tertinggal, sehingga gigi dapat dipertahankan selama mungkin di dalam mulut
6.  Menciptakan keadaan biologis yang baik bagi jaringan sekitar

Macam-macam Perawatan Saluran Akar

1)      Pulpotomy
     Suatu perawatan pengambilan jaringan pulpa terinfeksi sampai dasar kamar pulpa atau pembuangan bagian koronal jaringan pulpa pada gigi dengan karies yang terekspos kamar pulpanya. Fokusnya adalah untuk mengobati sejauh mana perluasan inflamasi pulpa pre-operative yang terjadi. Pulpotomi dilakukan untuk meneruskan pembentukan akar serta merawat kegagalan dari pulp capping.
        Pada gigi desidui, perawatan pulpotomy ini dilakukan untuk mendapatkan resorpsi akar gigi desidui yang normal seperti gigi seharusnya. Bahan yang digunakan untuk pulpotomi yaitu formokresol atau glutanol dehyde dan Ca(OH)2 untuk gigi permanen.
Indikasi pulpotomi 
- Gigi masih vital dengan pulpa terekspos
- Keadaan klinis jaringan pulpa dalam saluran akar masih normal (belum terjadi inflamasi)
- Tidak ada kelainan jaringan periodontal 
- Tidak ada resorpsi baik secara internal maupun eksternal

Kontraindikasi pulpotomi 
- Nekrosis pulpa 
- Perdarahan yang sulit dihentikan
- Resorpsi internal
- Kelainan jaringan periapikal dan interradikuler banyak/luas

Tahapan pulpotomi
- Melakukan proper diagnosis untuk kemungkinan adanya keterlibatan pulpa vital, kemudian diisolasi menggunakan rubber dam dan dianesthesi
- Membuang seluruh jaringan karies, jika terjadi perdarahan, artinya pulpanya vital.
- Seluruh atap koronal pulpa diambil menggunakan high-speed non-end cutting bur dan copious water spray.
- Seluruh koronal pulpa diambil menggunakan slow-speed #6 and #8 round bur atau spoon excavator.
- Kamar pulpa seluruhnya disterilkan dengan air steril untuk membuang semua debris, lalu kemudian di keringkan dengan vakum atau cotton pellets
- Jangan menggunakan cotton pellets yang terlalu kering, karena dapat memicu hemorrhage
- Jika perdarahan tidak dapat berhenti, lakukan prosedur pengeringan kembali. Jika masih sampai sekitar 2-3 menit, maka lakukan pulpektomi atau ekstraksi

2) Pulpectomy
Perawatan pulpektomi adalah suatu teknik perawatan pada gigi permanen dengan melakukan pengambilan jaringan pulpa terinfeksi sampai saluran akar. Pulpektomi bertujuan untuk mempertahankan gigi terhadap infeksi saluran akar dan dapat berfungsi seperti gigi normal dalam rongga mulut. 
Bahan pengisi saluran akar untuk pulpektomi yang digunakan adalah ZnOE, Oxpara pasta, Kalsium hidroksida, dan perak nitrat. 
Indikasi pulpektomi 
- Saluran akar mengalami inflamasi kronis, rasa sakit spontan
- Saluran akar harus ada minimal 2/3 akar
- Gigi masih dapat di restorasi
- Tidak ada resorpsi internal
- Kelainan jaringan periodontal yang masih minimal (1/3 apikal)
- Perdarahan saat pengambilan saraf sukar terkontrol dengan warna merah tua atau tidak ada perdarahan
- Terutama pada gigi m2 (sebagai space maintainer) sehingga tidak terjadi shifting ke mesial gigi M1

Kontraindikasi pulpektomi
- Resorpsi akar banyak (lebih dari 2/3 akar)
- Gigi yang tidak dapat direstorasi
- Terdapat resorpsi internal pada akar
- Karies yang melibatkan adanya perforasi dasar kamar pulpa
- Kesehatan pasien buruk
- Ada abses, fistula, atau kista
- Kelainan pada jaringan periapikal melebihi 1/3 apikal
- Resorpsi tulang alveolar melebihi 1/3 apikal
- Pasien tidak kooperatif
- Diprediksi terdapat ganggguan perkembangan dan pertumbuhan gigi tetapnya akibat proses infeksi pada gigi desiduinya.

Tahapan pulpektomi
- Pengukuran panjang kerja menggunakan foto radiografi dengan teknik paralel
- Melakukan local anesthesia
- Penempatan rubber dam
- Mengukur panjang kerja menggunakan endodontic file pada hasil foro radiografi
- Untuk mencegah adanya overextension melebihi foramen apikal, maka panjang kerja harus dikurangi sebesar 2-3 mm dari panjang kerja yang ada di foto rontgen.
- Melakukan shape and cleaning pada saluran akar. Tidak diindikasikan untuk menggunakan peralatan sonic maupun ultrasonic serta menggunakan GG (Gates Glidden) karena dinding akar yang tipis sehingga udah perforasi.
- Peralatan yang lebih fleksibel seperti NiTi (Nickel-Titanium) lebih direkomendasikan. 
- Dilakukan dengan hati-hati dan secara perlahan agar tidak terjadi perforasi.saat melakukan shaping and cleaning.

Ruang Lingkup

Memiliki ruang lingkup yang luas, yaitu
- Non-surgical root canal treatment
- Endodontic surgery
- Retreatment
- Hemisection/ root amputation
- Bleaching
- Intentional replantation
- Endodontic endosseous implants
- Apexification
- Transplantation
- Treatment of trauma
- Periodontal-endodontic pathosis
- Orthodontics-endodontics

Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Endodontik

Indikasi
1. Karies yang luas
2. Email yang tidak di dukung oleh dentin
3. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital
4. Saluran akar yang dapat dimasukkan instrumen
5. Kelainan jaringan periapeks pada gambaran radiografi kurang dari 1/3 apeks
6. Mahkota gigi masih bisa direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik (untuk pilar restorasi jembatan)
7. Gigi tidak goyang dan periodonsium normal (tingkat keterlibatan jaringan periapeks)
8. Foto rontgen menunjukkan resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada granuloma pada gigi sulung
9. Daya tahan tubuh pasien secara umum (kondisi pasien baik)
10. Gigi dengan kelainan yang telah mengenai jaringan pulpa dan periapikal
11. Sebagai pencegahan untuk menghindari infeksi jaringan periapikal
12. Untuk rencana pembuatan mahkota pasak
13. Sebagai penyangga/abutment gigi tiruan
14. Oral hygiene pasien baik
15. Masih didukung jaringan penyangga gigi yang baik
16. Pasien bersedia dilakukan perawatan
17. Operator mampu

Kontraindikasi
1. Gigi yang tidak dapat direstorasi lagi
2. Tidak didukung jaringan penyangga gigi yang cukup
3. Gigi yang tidak strategis, tidak memiliki nilai estetik dan fungsional. Misalnya gigi yang lokasinya jauh dari luar lengkung gigi
4. Fraktur vertikal bagian apeks akar
5. Resorpsi yang luas baik internal maupun eksternal
6. Gigi dengan saluran akar yang tidak dapat dipreparasi; akar terlalu bengkok, saluran akar banyak dan berbelit-belit
7. Kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari 1/3 panjang akar
8. Foramen apikal terbuka lebar
9. Perforasi permukaan akar
10. Kesehatan umum pasien buruk
11. Pasien tidak bersedia untuk dilakukan perawatan
12. Operator tidak mampu

References :
Cohen, S. &Bum. 2011. Pathway of the Pulp. 10th ed. Mosby, Inc., St. Louis, Missouri.
Torabinejad M, Walton RE. 2002. Principles and practice of Endodontics. 3rd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company.




Monday, June 5, 2017

Pemeriksaan Gingivitis dan Poket Periodontal

Pemeriksaan Gingivitis

Pemeriksaan gingivitis dapat dilakukan secara visual, palpasi, konsistensi dan perdarahan saat dilakukan probing pada daerah gingival.


Poket Periodontal

Poket periodontal adalah pendalaman sulkus gingiva atau gusi (normal 1-2 mm) secara patologis karena adanya penyakit periodontal.  Pendalaman sulkus dapat terjadi karena pergerakan tepi gingiva (margin gingiva) kearah koronal seperti pada gingivitis, perpindahan epitel junctional ke arah apikal dan bagian koronal epitel terlepas dari permukaan gigi atau kombinasi.

Berdasarkan Carranza, kedalaman poket dibagi menjadi dua yakni :
1. Kedalaman Biologis
        Kedalaman biologis adalah jarak antara margin gingival dengan dasar poket (ujung koronal dari junctional epithelium)
2. Kedalaman Klinis (Kedalaman Probing)
        Kedalaman klinis adalah jarang dimana instrument (probe) masuk kedalam sebuah poket. Kedalaman penetrasi probe tergantung pada ukuran probe, arah penetrasi, gaya yang diberikan, resistensi jaringan dan kecembungan mahkota.


http://obatrematik.info/sulcular-epithelium
        Kedalaman penetrasi probe dari apeks jaringan ikat ke junctional epithelium adalah kurang lebih 3mm. Gaya tekan pada probe yang bisa ditoleransi adalah sebesar 0,75 N. Teknik probing yang benar adalah dengan memasukkan instrument (probe) secara parallel dengan aksis vertikal gigi dan ditelusuri secara sirkumferensial mengelilingi permukaan dari setiap gigi untuk mendeteksi daerah dengan penetrasi terdalam.

Klasifikasi kedalaman poket :
1. 2.3mm → Gingivitis sedang
2. > 3mm → Kelainan Periodontal
3. > 5mm → Periodontal berat

       Apabila dalam sebuah sulkus terdapat banyak kalkulus biasanya akan mempersulit instrument atau probe untuk masuk dan mengukur kedalaman poket karena kalkulus menghalangi masuknya probe. Maka dilakukan pembuangan kalkulus terlebih dahulu secara kasar atau gross scalling sebelum dilakukan pengukuran poket.
Saat periodontal probe dimasukkan, terkadang timbul perdarahan atau Bleeding On Probing (BOP) akibat adanya inflamasi. BOP tersebut dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya inflamasi gingival dan periodontal.



       Carranza, F.A., 2006, Clinical Diagnosis, in: Carranza F.A. & Newman M.G. (eds): Clinical Periodontology, 10th ed., WB. Saunders, Philadelphia.
       Carranza, F.A., Newman, M.G., & Takei, H.H., 2002, Clinical Periodontology, 9th ed., WB. Saunders, Philadelphia.
       Fedi, F.J., Vernino, A.R., Gray, J.L. Faktor Periodontal yang Berkaitan dengan Plak: Patogenesis. Silabus Periodonti Edisi 4, EGC:Jakarta. 2004
       Lindhe, J., 2003, Clinical Periodontology and Implant Dentistry, 4th edition, Blackwell Munksgaard Publication,

Wednesday, May 17, 2017

Pemeriksaan Pulpitis Irreversible

Pemeriksaan Subjektif

Present Illness

Sebelum bertemu dengan pasien, dokter gigi sudah mendapatkan beberapa data seperti data pribadi, riwayat kesehatan, riwayat kesehatan gigi serta keluhan utama dari resepsionis atau staff. Namun dokter gigi harus meninjau dan menanyakan lagi sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
Beberapa pasien dengan penyakit endodontic biasanya tidak ada gejala atau hanya keluhan ringan saja. Apabila pada seorang pasien terdapat dugaan penyakit pulpa atau periradikular dokter gigi mencatat tidak adanya gejala signifikan dan beralih ke pemeriksaan objektif. Namun yang juga harus diperhatikan yaitu bahwa pasien dapat memiliki tingkat rasa sakit.
Rasa sakit dan tidak nyaman dari penyakit pulpa atau periradikular biasanya tidak berpengaruh pada bentuk fisik pasien dan memiliki sedikit atau tidak sama sekali efek tanda-tanda vital, warna kulit dan bentuk otot. Namun pada penyakit pulpal dan periradikular yang sudah parah dapat mempengaruhi tanda-tanda vital.
Tanpa melihat derajat pasien, rasa sakit yang signifikan dapat mempengaruhi kondisi emosional pasien sehingga pasien dengan penyakit endodontic perlu diberi perhatian yang ekstra.

Significant Aspect of Pain

Rasa sakit adalah suatu wujud respon yang kompleks. Banyak aspek-aspek rasa sakit yang tidak terlalu diagnostik dan tidak dapat dibedakan apakah termasuk permasalahan dental ataupun nondental dan menunjukkan tingkat keparahannya. Namun ada beberapa aspek rasa sakit yang sangat menunjukkan adanya kelainan pada pulpa dan atau periradikular dan dengan begitu perlu dilakukan perawatan. Aspek tersebut adalah
1.      Intensitas
Semakin tinggi intensitas pasien biasanya tidak dapat diredakan dengan pemberian analgesik dan harus dilakukan perawatan.
2.      Spontanitas
Sakit spontan adalah rasa sakit yang timbul atau dirasakan tanpa adanya rangsangan terlabih dahulu.
3.      Persistensi

Tentative Diagnostic

Dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan pada present illness dan significant aspects of pain dapat ditentukan ada dan tidaknya perubahan patologi dari pulpa maupun jaringan periapikal. Dengan begitu terdapat diagnosa sementara yaitu pulpal dan periradikular. Diagnosa tersebut dapat dikonfirm ataupun ditolak dengan adanya pemeriksaaan intraoral dan clinical tes.

Pemeriksaan Objektif

Pada tahap ini, jaringan ekstraoral dan intraoral diperiksa, diuji dan dibandingkan secara bilateral karena ada atau tidaknya patologi.

Pemeriksaan Ekstraoral

Pada tahap ini diperiksa keadaan umum pasien, warna kulit, kesimetrisan wajah, pembengkakan, perubahan warna, kemerahan, bekas luka atau saluran sinus, ada atau tidaknya pembesaran pada kelenjar getah bening pada wajah atau bagian servikal sebagai indicator pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ekstraoral yang hati-hati dapat membantu mengidentifikasi penyebab dari masalah yang dikeluhkan pasien serta ada atau tidaknya reaksi inflamasi pada rongga mulut.

Pemeriksaan Intraoral

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan pada jaringan lunak yaitu otot, bibir, mukosa oral, pipi, lidah dan palatum serrta pemeriksaan pada gigi geligi yaitu perubahan warna, fraktur, abrasi, erosi, karies, restorasi, dan abnormalitas.

Clinical Test

Pada pemeriksaan ini dokter gigi bukan menguji gigi pasien namun menguji respon pasien terhadap rangasangan yang diberikan.

Pulp Vitality Test

Dalam pemeriksaan vitalitas pulpa ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dengan pemberian rangsangan yang berbeda yaitu: 1) Direct dentin stimulation, 2) Cold Test, 3) Heat Test, 4) Electricity.
1)      Direct Dentin Stimulation
Pada teknik ini dilakukan pengeboran tanpa anastesi pada gigi yang akan diperiksa. Pada gigi yang masih vital pada saat bur sampai pada permukaan dentin pasien akan merasakan nyeri tiba-tiba. Namun apabila pasien tidak merasakan apapun dapat diartikan bahwa gigi tersebut sudah mengalami nekrosis dan tidak vital.
2)      Cold Test
Pada pemeriksaan ini pasien diberi rangsang dingin dari balok es atau menggunakan ethyl chloride spray yang diaplikasikan pada bagian servikal gigi menggunakan cotton pellet yang sebelumnya sudah diisolasi dengan cotton roll. Apabila pasien masih merasakan sakit pada saat rangsangan dihilangkan diagnosa mengarah pada pulpitis irreversible, namun bila pasien tidak memberikan respon diagnosa mengarah pada nekrosis pulpa. Pemeriksaan ini akan lebih efektif bila dilakukan pada gigi posterior.
3)      Heat Test
Rangsangan panas diberikan pada pemeriksaan vitalitas pulpa dengan teknik ini. Pertama-tama dengan mengisolasi daerah gigi yang akan diperiksa dengan menggunakan rubber dam, lalu gutta percha dipanaskan dan diaplikasikan pada bagian servikal gigi permukaan fasial. Apabila respon dari pasien berlebihan diagnosa mengarah pada pulpitis irreversible namun bila tidak ada respon diagnosa mengarah pada nekrosis pulpa.
4)      Electricity Pulp Test
Pertama-tama gigi dibersihkan, dikeringkan dan diisolasi lalu diaplikasikan petroleum gel atau conducting medium pada permukaan fasial gigi dan alat ditempelkan pada gigi tersebut sembari menaikkan daya listrik sampai pasien memberikan respon dari rangsangan listrik tersebut.



Sumber : Torabinejad, M., and Walton, R.E., 2009, Endodontics: Principles and Practice, Saunders Elseviers, Missiouri.

Saturday, May 13, 2017

Perawatan Abses Periodontal Akut


Bentuk perawatan pilihan abses periodontal diantaranya, drainase baik melalui retraksi poket atau insisi, scalling dan root planningperiodontal surgery, pemberian antibiotik, dan pencabutan gigi penyebab. Tujuan dari perawatan abses periodontal akut adalah untuk mengurangi rasa sakit, mengendalikan infeksi, dan drainase abses untuk meredakan gejala akut. Drainase dapat dilakukan dua cara insisi abses periodontal akut, yaitu (Newman,2002; Newman,2006)
  1. Drainase dalam poket

Daerah yang akan diinsisi diberi anestesi topikal terlebih dahulu, namun apabila anestesi topikal tidak memberikan hasil yang memuaskan, dapat diinjeksikan anestesi lokal disekitar tepi abses karena daerah yang bengkak, tidak boleh diinjeksi. Setelah dianestesi, probe dimasukkan ke dalam poket dengan hati-hati untuk mempersiapkan drainase dinding poket dengan menggelembungkan dinding poket. Kemudian dilakukan kuretase pada dinding poket untuk membersihkan jaringan nekrotik.

    2. Drainase melalui insisi eksternal

Apabila insisi dari dalam poket sulit untuk dilakukan, drainase dapat dilakukan dengan melakukan insisi pada sisi eksternal. Hal yang pertama kali dilakukan drainase melalui insisi eksternal adalah mengisolasi abses. Setelah diberikan anestesi topikal, anestesi lokal diinjeksikan di daerah tepi abses. Blade #15 digunakan untuk membuat insisi arah vertikal melalui daerah abses yang fluktuatif meluas hingga daerah apikal abses. Sebuah kuret atau periosteal elevator digunakan untuk mengangkat jaringan granulomatosa didalam abses. Setelah itu menekan daerah luar abses untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan yang purulen. Dalam hal ini, biasanya tidak diperlukan menjahit daerah luka. Setelah drainase berhenti, daerah abses dikeringkan dan diolesi antiseptik. Pada pasien yang tidak mengalami kelainan sistemik, diinstruksikan untuk berkumur segelas air garam hangat dan pasien dapat dievaluasi dihari berikutnya. Apabila suhu tubuh pasien meningkat, dapat diberikan penisilin atau antibiotik lainnya sedangkan analgesik dapat juga diberikan untuk mengurangi rasa sakit. Selain itu, pasien diinstruksikan untuk istirahat dan menjaga diet.

Pada evaluasi hasil perawatan, pembengkakan umunya berkurang bahkan menghilang. Namun apabila gejala ini masih ada, pasien diinstruksikan untuk mengikuti aturan yang telah diinstruksikan sebelumnya dan kembali kepada dokter gigi 24 jam lagi. Apabila terjadi suatu kondisi diantaranya seperti celulitis, poket yang dalam, panas, limphadenopathy regional, dapat diberikan antibiotik pada pasien. Antibiotik pilihan yang diberikan pada pasien infeksi periodontal adalah :
  1. Amoxicillin 500mg
  2. Apabila pasien alergi dengan penisilin, dapat diganti dengan clindamycin 300mg, azithromycin 500mg, atau clarithromycin 500mg


Source :
Newman, MG., Takei, HH., Caranza,  FA. 2002. Carranza’s – Clinical Periodontology. 9thedition. Philadelpia: W.B. Saunders Company.

Newman, MG., Takei, HH., Caranza,  FA., Klokkevold, PR.  2006. Carranza’s – Clinical Periodontology. 10th edition. Philadelpia: W.B. Saunders Company.

Sistem Sirkulasi Jantung


Sirkulasi Koroner

Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil. Suplai darah dimulai dari kedua cabang arteri koronaria kiri dan kanan yang merupakan pembuluh darah pertama yang keluar dari aorta. Kedua arteri ini kemudian membentuk cabang-cabang utama seperti arteri desenden kiri, arteri desenden kanan, dan sirkumfleks. Arteri koroner menerima darah sekitar 5% dari curah jantung dan bisa mencapai hingga 25% bila diperlukan.
Aliran darah koroner meningkat pada:
1.      Aktifitas
2.      Denyut jantung
3.      Rangsang sistem saraf simpatis

Sirkulasi Pulmonalis

Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang disebut katup semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan mengalir melewati katup keempat, katup pulmonaris, ke dalam arteri pulmonaris. Arteri pulmonaris bercabang-cabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri. Di paru, arteri-arteri pulmonaris bercabang berkali-kali menjadi arteriol dan kemudian kapiler. Setiap kapiler member perfusi kepada satuan pernafasan, melalui sebuah alveolus. Semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonaris yang besar. Darah mengalir di dalam vena pulmonaris kembali ke atrium untuk menyelesaikan siklus darah.

Sumber : Sherwood, Lauralee.(2001).Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Jakarta:EGC

Sirkulasi Splanknik

Sirkulasi Splanknik meliputi aliran darah yang melalui usus sendiri ditambah aliran darah yang melalui limpa, pankreas, dan hati. Model sistem ini sedemikian rupa sehingga semua darah yang melalui usus, limpa, dan pankreas kemudian segera mengalir ke dalam hati melalui vena porta. Sebagian besar zat nutrisi non lemak dan terlarut dalam air akan diabsorpsi dari usus sekaligus ditransport di dalam darah vena porta ke sinusoid-sinusoid hati yang sama. Di sini, sel retikuloendotelial dan sel parenkim utama hati, yaitu sel-sel hati, menyerap dari darah dan menyimpan untuk sementara setengah sampai tiga seperempat seluruh zat nutrisi yang diabsorpsi. Zat nutrisi berdasar lemak yang tidak larut dalam air hampir semuanya diabsorpsi ke dalam saluran limfatik usus dan kemudian dialirkan dalam darah melalu duktus torasikus.

Anatomi Suplai Darah Splanknik

Dinding usus halus dan usus besar disuplai oleh arteri mesenterica superior dan inferior. Sementara lambung disuplai oleh arteri illiaca.

Pengontrolan Saraf Aliran Darah Splanknik

Rangsangan saraf parasimpatis terhadap lambung dan kolon bagian bawah akan meningkatkan aliran darah setempat pada saat yang bersamaan dengan peningkatan sekresi kelenjar. Peningkatan aliran ini kemungkinan merupakan akibat sekunder dari peningkatan aktivitas kelenjar. Perangsangan simpatis, sebaliknya memberi efek langsung pada hampir seluruh traktus gastrointestinal dengan menyebabkan vasokontriksi yang kuat pada arteriol dengan penurunan aliran darah yang besar. Setelah beberapa menit mengalami vasokontriksi, aliran darah seringkali kembali menjadi hampir normal melalui mekanisme yang disebut “autoregulatory escape”.
Vasokonstriksi simpatis dalam usus membuat penutupan aliran darah splanknik lain selama aktivitas fisik yang hebat saat peningkatan aliran dibutuhkan oleh otot dan jantung. Juga pada shock sirkulatorik, saat semua jaringan vital dalam keadaan bahaya (kematian seluler) karena tidak adanya aliran darah, terutama pada otak dan jantung, perangsangan simpatis dapat menghambat aliran darah splanknik hampir selama 1 jam. Perangsangan simpatis juga menyebabkan vasokontriksi kuat pada vena-vena intestinal dan mesenterik. Selanjutnya, vasokontriksi vena ini tidak “escape”. Sebaliknya, vasokontriksi menurunkan volume vena-vena ini dan dengan demikian memindahkan sejumlah besar darah ke bagian dari sirkulasi.

Sirkulasi Serebral

Sirkulasi serebral adalah sirkulasi aliran darah ke otak. Besarnya aliran darah ini sekitar 750-900cc/menit (15% dari CO). Aliran ini diatur oleh 2 arteri comunis interna (dextra dan sinstra) serta 2 arteri vertebralis. Salah satu unit arteru vertebralis membentuk arteri basilaris. Cabang arteri carotis interna dan arteri basilaris membentuk “circle of willis” pada dasar otak. Aliran ini akan keluar cabang ke depan, tengah dan belakang memasuki jaringan otak. Dari otak, darah terkumpul di Sinus Venosus Duramater. Sebagian besar darah akan diangkut oleh V.juguralis interna dan sebagian kecil lewat plexus venosus pterygoideus dan vena-vena lainnya ke daerah mata. Sirkulasi serebral memiliki kapiler dengan sifat permeabilitas yang selektif. Zat yang mudah menembus kapiler adalah CO2 , O2, H2O dan glukosa. Zat yang lambat menembus kapiler adalah ion Na, k, Mg, Cl, HCO3, dan HPO4. Sementara, zat yang tidak dapat menembus kapiler adalah garam empedu dan katekolamin.

Source:
Ganong WF. 2002. Buku Ajar Fisiologi KedokteranEdisi 20. Jakarta: EGC. Diakses dari : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2001/01/08/E00360.pdf

Sirkulasi Kutaneus

Sirkulasi kutaneus merupakan sirkulasi yang berada pada kulit. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat), dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit). Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut. Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

1.      Pembuluh darah pada kulit
Arteriol bergabung dengan arcade vaskular untuk membentuk dua pleksus horisontal yang berbeda. Pleksus terdalam terletak dekat dengan persimpangan dermal-hypodermal dan menyediakan arteri gizi berkeringat kelenjar dan folikel rambut. Di persimpangan antara papiler dan retikuler dermis, arteriol naik bercabang-cabang menjadi pleksus subpapillary lebih dangkal. Pleksus ini kemudian lebih lanjut dibagi menjadi loop vaskular naik secara vertikal ke permukaan. Loop Vascular terbuat dari arteriol terminal yang merupakan bagian arteri dari lingkaran kapiler, arteri,  kapiler dan vena membentuk giliran. Langsung arterio-veinous shunts khusus, antara arteri dan vena sirkulasi hadir di beberapa daerah (palm, telapak kaki, jari-jari, kuku, hidung, telinga). Mereka terdiri dari arteriole naik disebut tubuh glomus, dimodifikasi oleh 3 sampai 6 lapisan otot sel dan venula. Struktur ini berfungsi seperti sfingter, yang memungkinkan sirkulasi kapiler menjadi hubung pendek ketika mereka terbuka. Arteri dermal dan arteriol (<0,3 mm) memiliki lumen bulat, dan dinding mereka terbuat dari tiga lapisan: intima, media dan adventitia. Intima terbuat dari sel-sel endotel beristirahat pada lamina elastis internal yang bergelombang. Media terdiri dari dua lapisan sel otot polos, berbaring membujur atau konsentris, meningkatkan ketebalan pembuluh yang mendalam; adventitia yang terutama terdiri dari jaringan ikat, dengan sesekali sebuah lamina elastis luar.
Vena dan veinules memiliki struktur mirip daripada arteri dan arteriol, tetapi mereka memiliki lumen yang lebih besar dan dinding otot tipis kadang-kadang mengandung katup; lamina elastis internal intima sangat tipis atau tidak ada; adventitia yang tebal, miskin serat elastis. Arteriol dan veinules dari dermis dalam dan hipodermis lebih besar dari pembuluh sesuai dari pleksus superfisial (diameter 50-100 vs 25 mm, ketebalan dinding 10-15 vs 4-5 mm), dan pericytes lebih berlimpah.
Kapiler dermal dan veinules pasca kapiler dapat dibedakan dari satu sama lain dengan struktur dinding. Kapiler kulit terdiri dari lapisan sel endotel fenestrated tunggal, dan dari (terputus) lapisan luar pericytes, dikelilingi oleh membran basal sederhana. Veinules pasca-kapiler memiliki kaliber sedikit lebih besar, memiliki membran basal berlapis-lapis dan dikelilingi oleh lebih pericytes. Faktor XIIIa positif dendrocytes dermal dan sel mast bersama dengan sel-sel endotel dari loop kapiler merupakan “dermal Unit mikrovaskuler” dari ruang pericapillary dari dermis superfisial ultrastruktural, sel endotel mengandung bundel dikembangkan dengan baik vimentin-jenis filamen intermediate dan filamen aktin dalam arteriol yang lebih besar dari pertengahan dan dermis. Mereka dicirikan oleh organel tertentu, tubuh Weibel-Palade, yang elektron-padat, tubuh berbentuk cerutu berukuran 0,1-0,3 mm, dengan 15 nm-tebal tubulus berbaring sejajar dengan sumbu panjang organel; mereka adalah situs penyimpanan faktor koagulasi von Willebrand (“faktor VIII”). Badan Weibel-Palade tidak hadir dalam sel endotel limfatik (kecuali di tempat-kapal yang lebih besar). Sel endotel kapiler memiliki fenestrasi memungkinkan bagian cairan intravaskular. Pericytes memiliki proses dendritik dan dikelilingi oleh membran basal; mengandung myofilaments sitoplasma (5 nm), juga ditemukan dalam sel-sel glomus.

2.      Sistem limfatik
Sistem limfatik memainkan peran penting dalam mengatur tekanan cairan interstitial, dalam membersihkan jaringan sel, protein, cairan dan zat terdegradasi, dan reaksi kekebalan tubuh. Ini dimulai dengan kapiler buta limfatik (atau tubulus prelymphatic) di dermis papillary yang mengalir ke kapal yang lebih besar membentuk pleksus superfisial pada dermis sub-papiler, dan pleksus dalam, di bawah pleksus arteri dalam. Jaringan limfatik sangat berkembang dengan baik di digital, palmoplantar dan kulit skrotum.
Pembuluh limfatik hampir tidak terlihat di kulit normal, menjadi lebih mudah terlihat ketika mereka melebar di bawah pengaruh tekanan interstitial meningkat (edema). Mereka dapat dibedakan dari pembuluh kulit lainnya dengan diameter luminal lebih besar dan dinding tipis yang terbuat dari lapisan terus menerus sel endotel datar, memiliki sitoplasma sedikit dan inti menonjol. Sel endotel yang melekat pada molekul yang berdekatan kolagen / elastin dengan penahan filamen yang membentang di bawah pengaruh peningkatan tekanan jaringan, sehingga mendukung penghapusan cairan interstitial kelebihan.
Kecuali dari pembuluh paling dangkal, limfatik berisi beberapa katup dengan motilitas intrinsik; mereka tanpa lamina basal dan pericytes. Limfatik dermis dalam (yaitu dari tungkai bawah) kadang-kadang memiliki dinding berotot, tetapi tidak memiliki lamina elastis. Ultrastruktural, sambungan antar kurang mencolok dibandingkan kapiler darah.

Sirkulasi Muscular

Sirkulasi muscular merupakan sirkulasi yang berada (bekerja) pada otot. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.
Otot polos merupakan otot yang ditemukan dalam organ pencernaan dan pembuluh darah, bekerja dengan pengaturan dari sistem syaraf tak sadar atau saraf otonom. Otot polos dibentuk oleh sel-sel otot yang terbentuk dari gelendong dengan kedua ujung meruncing, serta mempunyai satu inti tunggal.
Otot lurik atau otot rangka adalah sejenis otot yang menempel pada rangka tubuh dan digunakan untuk pergerakan. Otot ini mempunyai pigmen mioglobin dan mendominasi tubuh vertebrata. Otot ini disebut lurik, karena pada otot ini tampak daerah gelap (aktin) dan terang (miosin) yang berselang seling. Disebut juga otot rangka, karena melekat di rangka dan juga otot sadar, karena bekerja di bawah kesadaran (volunter). Ciri-cirinya adalah berbentuk silindris, memanjang dan berinti sel banyak (multinuklei), bergerak dalam waktu cepat, dan cepat lelah.
Otot jantung merupakan otot yang bekerja khusus untuk memompa darah pada jantung ini adalah jaringan otot yang sanggup berkontraksi secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak dipengaruhi sinyal saraf pusat. Otot jantung dapat dipengaruhi oleh interaksi syaraf simpatetik atau parasimpatetik yang memperlambat atau mempercepat laju denyut jantung, namun tidak dapat mengontrolnya secara sadar. Pada manusia normal biasanya jantung berkontraksi 72 kali setiap menit dan memompa darah 60 cm3. Priode dari suatu air kontraksi hingga akhir kontraksi berikutnya disebut siklus jantung. Siklus jantung terdiri dari priode relaksasi yang dinamakan diastos, yaitu jika serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang. Pada saat itu, otot bilik mengendur maksimum dan ruang bilik mengembang maksimum. Priode kontraksi dinamakan sistol, yaitu jika otot bilik jantung menguncup dan darah didalam bilik di pompa ke pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis) ataupun ke aorta secara bersamaan. Pada setiap otot, terdapat pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan darah yang terdiri atas zat-zat baik itu nutrisi, oksigen dan lain-lain.