Wednesday, May 17, 2017

Pemeriksaan Pulpitis Irreversible

Pemeriksaan Subjektif

Present Illness

Sebelum bertemu dengan pasien, dokter gigi sudah mendapatkan beberapa data seperti data pribadi, riwayat kesehatan, riwayat kesehatan gigi serta keluhan utama dari resepsionis atau staff. Namun dokter gigi harus meninjau dan menanyakan lagi sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
Beberapa pasien dengan penyakit endodontic biasanya tidak ada gejala atau hanya keluhan ringan saja. Apabila pada seorang pasien terdapat dugaan penyakit pulpa atau periradikular dokter gigi mencatat tidak adanya gejala signifikan dan beralih ke pemeriksaan objektif. Namun yang juga harus diperhatikan yaitu bahwa pasien dapat memiliki tingkat rasa sakit.
Rasa sakit dan tidak nyaman dari penyakit pulpa atau periradikular biasanya tidak berpengaruh pada bentuk fisik pasien dan memiliki sedikit atau tidak sama sekali efek tanda-tanda vital, warna kulit dan bentuk otot. Namun pada penyakit pulpal dan periradikular yang sudah parah dapat mempengaruhi tanda-tanda vital.
Tanpa melihat derajat pasien, rasa sakit yang signifikan dapat mempengaruhi kondisi emosional pasien sehingga pasien dengan penyakit endodontic perlu diberi perhatian yang ekstra.

Significant Aspect of Pain

Rasa sakit adalah suatu wujud respon yang kompleks. Banyak aspek-aspek rasa sakit yang tidak terlalu diagnostik dan tidak dapat dibedakan apakah termasuk permasalahan dental ataupun nondental dan menunjukkan tingkat keparahannya. Namun ada beberapa aspek rasa sakit yang sangat menunjukkan adanya kelainan pada pulpa dan atau periradikular dan dengan begitu perlu dilakukan perawatan. Aspek tersebut adalah
1.      Intensitas
Semakin tinggi intensitas pasien biasanya tidak dapat diredakan dengan pemberian analgesik dan harus dilakukan perawatan.
2.      Spontanitas
Sakit spontan adalah rasa sakit yang timbul atau dirasakan tanpa adanya rangsangan terlabih dahulu.
3.      Persistensi

Tentative Diagnostic

Dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan pada present illness dan significant aspects of pain dapat ditentukan ada dan tidaknya perubahan patologi dari pulpa maupun jaringan periapikal. Dengan begitu terdapat diagnosa sementara yaitu pulpal dan periradikular. Diagnosa tersebut dapat dikonfirm ataupun ditolak dengan adanya pemeriksaaan intraoral dan clinical tes.

Pemeriksaan Objektif

Pada tahap ini, jaringan ekstraoral dan intraoral diperiksa, diuji dan dibandingkan secara bilateral karena ada atau tidaknya patologi.

Pemeriksaan Ekstraoral

Pada tahap ini diperiksa keadaan umum pasien, warna kulit, kesimetrisan wajah, pembengkakan, perubahan warna, kemerahan, bekas luka atau saluran sinus, ada atau tidaknya pembesaran pada kelenjar getah bening pada wajah atau bagian servikal sebagai indicator pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ekstraoral yang hati-hati dapat membantu mengidentifikasi penyebab dari masalah yang dikeluhkan pasien serta ada atau tidaknya reaksi inflamasi pada rongga mulut.

Pemeriksaan Intraoral

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan pada jaringan lunak yaitu otot, bibir, mukosa oral, pipi, lidah dan palatum serrta pemeriksaan pada gigi geligi yaitu perubahan warna, fraktur, abrasi, erosi, karies, restorasi, dan abnormalitas.

Clinical Test

Pada pemeriksaan ini dokter gigi bukan menguji gigi pasien namun menguji respon pasien terhadap rangasangan yang diberikan.

Pulp Vitality Test

Dalam pemeriksaan vitalitas pulpa ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dengan pemberian rangsangan yang berbeda yaitu: 1) Direct dentin stimulation, 2) Cold Test, 3) Heat Test, 4) Electricity.
1)      Direct Dentin Stimulation
Pada teknik ini dilakukan pengeboran tanpa anastesi pada gigi yang akan diperiksa. Pada gigi yang masih vital pada saat bur sampai pada permukaan dentin pasien akan merasakan nyeri tiba-tiba. Namun apabila pasien tidak merasakan apapun dapat diartikan bahwa gigi tersebut sudah mengalami nekrosis dan tidak vital.
2)      Cold Test
Pada pemeriksaan ini pasien diberi rangsang dingin dari balok es atau menggunakan ethyl chloride spray yang diaplikasikan pada bagian servikal gigi menggunakan cotton pellet yang sebelumnya sudah diisolasi dengan cotton roll. Apabila pasien masih merasakan sakit pada saat rangsangan dihilangkan diagnosa mengarah pada pulpitis irreversible, namun bila pasien tidak memberikan respon diagnosa mengarah pada nekrosis pulpa. Pemeriksaan ini akan lebih efektif bila dilakukan pada gigi posterior.
3)      Heat Test
Rangsangan panas diberikan pada pemeriksaan vitalitas pulpa dengan teknik ini. Pertama-tama dengan mengisolasi daerah gigi yang akan diperiksa dengan menggunakan rubber dam, lalu gutta percha dipanaskan dan diaplikasikan pada bagian servikal gigi permukaan fasial. Apabila respon dari pasien berlebihan diagnosa mengarah pada pulpitis irreversible namun bila tidak ada respon diagnosa mengarah pada nekrosis pulpa.
4)      Electricity Pulp Test
Pertama-tama gigi dibersihkan, dikeringkan dan diisolasi lalu diaplikasikan petroleum gel atau conducting medium pada permukaan fasial gigi dan alat ditempelkan pada gigi tersebut sembari menaikkan daya listrik sampai pasien memberikan respon dari rangsangan listrik tersebut.



Sumber : Torabinejad, M., and Walton, R.E., 2009, Endodontics: Principles and Practice, Saunders Elseviers, Missiouri.

Saturday, May 13, 2017

Perawatan Abses Periodontal Akut


Bentuk perawatan pilihan abses periodontal diantaranya, drainase baik melalui retraksi poket atau insisi, scalling dan root planningperiodontal surgery, pemberian antibiotik, dan pencabutan gigi penyebab. Tujuan dari perawatan abses periodontal akut adalah untuk mengurangi rasa sakit, mengendalikan infeksi, dan drainase abses untuk meredakan gejala akut. Drainase dapat dilakukan dua cara insisi abses periodontal akut, yaitu (Newman,2002; Newman,2006)
  1. Drainase dalam poket

Daerah yang akan diinsisi diberi anestesi topikal terlebih dahulu, namun apabila anestesi topikal tidak memberikan hasil yang memuaskan, dapat diinjeksikan anestesi lokal disekitar tepi abses karena daerah yang bengkak, tidak boleh diinjeksi. Setelah dianestesi, probe dimasukkan ke dalam poket dengan hati-hati untuk mempersiapkan drainase dinding poket dengan menggelembungkan dinding poket. Kemudian dilakukan kuretase pada dinding poket untuk membersihkan jaringan nekrotik.

    2. Drainase melalui insisi eksternal

Apabila insisi dari dalam poket sulit untuk dilakukan, drainase dapat dilakukan dengan melakukan insisi pada sisi eksternal. Hal yang pertama kali dilakukan drainase melalui insisi eksternal adalah mengisolasi abses. Setelah diberikan anestesi topikal, anestesi lokal diinjeksikan di daerah tepi abses. Blade #15 digunakan untuk membuat insisi arah vertikal melalui daerah abses yang fluktuatif meluas hingga daerah apikal abses. Sebuah kuret atau periosteal elevator digunakan untuk mengangkat jaringan granulomatosa didalam abses. Setelah itu menekan daerah luar abses untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan yang purulen. Dalam hal ini, biasanya tidak diperlukan menjahit daerah luka. Setelah drainase berhenti, daerah abses dikeringkan dan diolesi antiseptik. Pada pasien yang tidak mengalami kelainan sistemik, diinstruksikan untuk berkumur segelas air garam hangat dan pasien dapat dievaluasi dihari berikutnya. Apabila suhu tubuh pasien meningkat, dapat diberikan penisilin atau antibiotik lainnya sedangkan analgesik dapat juga diberikan untuk mengurangi rasa sakit. Selain itu, pasien diinstruksikan untuk istirahat dan menjaga diet.

Pada evaluasi hasil perawatan, pembengkakan umunya berkurang bahkan menghilang. Namun apabila gejala ini masih ada, pasien diinstruksikan untuk mengikuti aturan yang telah diinstruksikan sebelumnya dan kembali kepada dokter gigi 24 jam lagi. Apabila terjadi suatu kondisi diantaranya seperti celulitis, poket yang dalam, panas, limphadenopathy regional, dapat diberikan antibiotik pada pasien. Antibiotik pilihan yang diberikan pada pasien infeksi periodontal adalah :
  1. Amoxicillin 500mg
  2. Apabila pasien alergi dengan penisilin, dapat diganti dengan clindamycin 300mg, azithromycin 500mg, atau clarithromycin 500mg


Source :
Newman, MG., Takei, HH., Caranza,  FA. 2002. Carranza’s – Clinical Periodontology. 9thedition. Philadelpia: W.B. Saunders Company.

Newman, MG., Takei, HH., Caranza,  FA., Klokkevold, PR.  2006. Carranza’s – Clinical Periodontology. 10th edition. Philadelpia: W.B. Saunders Company.

Sistem Sirkulasi Jantung


Sirkulasi Koroner

Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil. Suplai darah dimulai dari kedua cabang arteri koronaria kiri dan kanan yang merupakan pembuluh darah pertama yang keluar dari aorta. Kedua arteri ini kemudian membentuk cabang-cabang utama seperti arteri desenden kiri, arteri desenden kanan, dan sirkumfleks. Arteri koroner menerima darah sekitar 5% dari curah jantung dan bisa mencapai hingga 25% bila diperlukan.
Aliran darah koroner meningkat pada:
1.      Aktifitas
2.      Denyut jantung
3.      Rangsang sistem saraf simpatis

Sirkulasi Pulmonalis

Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang disebut katup semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan mengalir melewati katup keempat, katup pulmonaris, ke dalam arteri pulmonaris. Arteri pulmonaris bercabang-cabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri. Di paru, arteri-arteri pulmonaris bercabang berkali-kali menjadi arteriol dan kemudian kapiler. Setiap kapiler member perfusi kepada satuan pernafasan, melalui sebuah alveolus. Semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonaris yang besar. Darah mengalir di dalam vena pulmonaris kembali ke atrium untuk menyelesaikan siklus darah.

Sumber : Sherwood, Lauralee.(2001).Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Jakarta:EGC

Sirkulasi Splanknik

Sirkulasi Splanknik meliputi aliran darah yang melalui usus sendiri ditambah aliran darah yang melalui limpa, pankreas, dan hati. Model sistem ini sedemikian rupa sehingga semua darah yang melalui usus, limpa, dan pankreas kemudian segera mengalir ke dalam hati melalui vena porta. Sebagian besar zat nutrisi non lemak dan terlarut dalam air akan diabsorpsi dari usus sekaligus ditransport di dalam darah vena porta ke sinusoid-sinusoid hati yang sama. Di sini, sel retikuloendotelial dan sel parenkim utama hati, yaitu sel-sel hati, menyerap dari darah dan menyimpan untuk sementara setengah sampai tiga seperempat seluruh zat nutrisi yang diabsorpsi. Zat nutrisi berdasar lemak yang tidak larut dalam air hampir semuanya diabsorpsi ke dalam saluran limfatik usus dan kemudian dialirkan dalam darah melalu duktus torasikus.

Anatomi Suplai Darah Splanknik

Dinding usus halus dan usus besar disuplai oleh arteri mesenterica superior dan inferior. Sementara lambung disuplai oleh arteri illiaca.

Pengontrolan Saraf Aliran Darah Splanknik

Rangsangan saraf parasimpatis terhadap lambung dan kolon bagian bawah akan meningkatkan aliran darah setempat pada saat yang bersamaan dengan peningkatan sekresi kelenjar. Peningkatan aliran ini kemungkinan merupakan akibat sekunder dari peningkatan aktivitas kelenjar. Perangsangan simpatis, sebaliknya memberi efek langsung pada hampir seluruh traktus gastrointestinal dengan menyebabkan vasokontriksi yang kuat pada arteriol dengan penurunan aliran darah yang besar. Setelah beberapa menit mengalami vasokontriksi, aliran darah seringkali kembali menjadi hampir normal melalui mekanisme yang disebut “autoregulatory escape”.
Vasokonstriksi simpatis dalam usus membuat penutupan aliran darah splanknik lain selama aktivitas fisik yang hebat saat peningkatan aliran dibutuhkan oleh otot dan jantung. Juga pada shock sirkulatorik, saat semua jaringan vital dalam keadaan bahaya (kematian seluler) karena tidak adanya aliran darah, terutama pada otak dan jantung, perangsangan simpatis dapat menghambat aliran darah splanknik hampir selama 1 jam. Perangsangan simpatis juga menyebabkan vasokontriksi kuat pada vena-vena intestinal dan mesenterik. Selanjutnya, vasokontriksi vena ini tidak “escape”. Sebaliknya, vasokontriksi menurunkan volume vena-vena ini dan dengan demikian memindahkan sejumlah besar darah ke bagian dari sirkulasi.

Sirkulasi Serebral

Sirkulasi serebral adalah sirkulasi aliran darah ke otak. Besarnya aliran darah ini sekitar 750-900cc/menit (15% dari CO). Aliran ini diatur oleh 2 arteri comunis interna (dextra dan sinstra) serta 2 arteri vertebralis. Salah satu unit arteru vertebralis membentuk arteri basilaris. Cabang arteri carotis interna dan arteri basilaris membentuk “circle of willis” pada dasar otak. Aliran ini akan keluar cabang ke depan, tengah dan belakang memasuki jaringan otak. Dari otak, darah terkumpul di Sinus Venosus Duramater. Sebagian besar darah akan diangkut oleh V.juguralis interna dan sebagian kecil lewat plexus venosus pterygoideus dan vena-vena lainnya ke daerah mata. Sirkulasi serebral memiliki kapiler dengan sifat permeabilitas yang selektif. Zat yang mudah menembus kapiler adalah CO2 , O2, H2O dan glukosa. Zat yang lambat menembus kapiler adalah ion Na, k, Mg, Cl, HCO3, dan HPO4. Sementara, zat yang tidak dapat menembus kapiler adalah garam empedu dan katekolamin.

Source:
Ganong WF. 2002. Buku Ajar Fisiologi KedokteranEdisi 20. Jakarta: EGC. Diakses dari : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2001/01/08/E00360.pdf

Sirkulasi Kutaneus

Sirkulasi kutaneus merupakan sirkulasi yang berada pada kulit. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat), dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit). Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut. Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

1.      Pembuluh darah pada kulit
Arteriol bergabung dengan arcade vaskular untuk membentuk dua pleksus horisontal yang berbeda. Pleksus terdalam terletak dekat dengan persimpangan dermal-hypodermal dan menyediakan arteri gizi berkeringat kelenjar dan folikel rambut. Di persimpangan antara papiler dan retikuler dermis, arteriol naik bercabang-cabang menjadi pleksus subpapillary lebih dangkal. Pleksus ini kemudian lebih lanjut dibagi menjadi loop vaskular naik secara vertikal ke permukaan. Loop Vascular terbuat dari arteriol terminal yang merupakan bagian arteri dari lingkaran kapiler, arteri,  kapiler dan vena membentuk giliran. Langsung arterio-veinous shunts khusus, antara arteri dan vena sirkulasi hadir di beberapa daerah (palm, telapak kaki, jari-jari, kuku, hidung, telinga). Mereka terdiri dari arteriole naik disebut tubuh glomus, dimodifikasi oleh 3 sampai 6 lapisan otot sel dan venula. Struktur ini berfungsi seperti sfingter, yang memungkinkan sirkulasi kapiler menjadi hubung pendek ketika mereka terbuka. Arteri dermal dan arteriol (<0,3 mm) memiliki lumen bulat, dan dinding mereka terbuat dari tiga lapisan: intima, media dan adventitia. Intima terbuat dari sel-sel endotel beristirahat pada lamina elastis internal yang bergelombang. Media terdiri dari dua lapisan sel otot polos, berbaring membujur atau konsentris, meningkatkan ketebalan pembuluh yang mendalam; adventitia yang terutama terdiri dari jaringan ikat, dengan sesekali sebuah lamina elastis luar.
Vena dan veinules memiliki struktur mirip daripada arteri dan arteriol, tetapi mereka memiliki lumen yang lebih besar dan dinding otot tipis kadang-kadang mengandung katup; lamina elastis internal intima sangat tipis atau tidak ada; adventitia yang tebal, miskin serat elastis. Arteriol dan veinules dari dermis dalam dan hipodermis lebih besar dari pembuluh sesuai dari pleksus superfisial (diameter 50-100 vs 25 mm, ketebalan dinding 10-15 vs 4-5 mm), dan pericytes lebih berlimpah.
Kapiler dermal dan veinules pasca kapiler dapat dibedakan dari satu sama lain dengan struktur dinding. Kapiler kulit terdiri dari lapisan sel endotel fenestrated tunggal, dan dari (terputus) lapisan luar pericytes, dikelilingi oleh membran basal sederhana. Veinules pasca-kapiler memiliki kaliber sedikit lebih besar, memiliki membran basal berlapis-lapis dan dikelilingi oleh lebih pericytes. Faktor XIIIa positif dendrocytes dermal dan sel mast bersama dengan sel-sel endotel dari loop kapiler merupakan “dermal Unit mikrovaskuler” dari ruang pericapillary dari dermis superfisial ultrastruktural, sel endotel mengandung bundel dikembangkan dengan baik vimentin-jenis filamen intermediate dan filamen aktin dalam arteriol yang lebih besar dari pertengahan dan dermis. Mereka dicirikan oleh organel tertentu, tubuh Weibel-Palade, yang elektron-padat, tubuh berbentuk cerutu berukuran 0,1-0,3 mm, dengan 15 nm-tebal tubulus berbaring sejajar dengan sumbu panjang organel; mereka adalah situs penyimpanan faktor koagulasi von Willebrand (“faktor VIII”). Badan Weibel-Palade tidak hadir dalam sel endotel limfatik (kecuali di tempat-kapal yang lebih besar). Sel endotel kapiler memiliki fenestrasi memungkinkan bagian cairan intravaskular. Pericytes memiliki proses dendritik dan dikelilingi oleh membran basal; mengandung myofilaments sitoplasma (5 nm), juga ditemukan dalam sel-sel glomus.

2.      Sistem limfatik
Sistem limfatik memainkan peran penting dalam mengatur tekanan cairan interstitial, dalam membersihkan jaringan sel, protein, cairan dan zat terdegradasi, dan reaksi kekebalan tubuh. Ini dimulai dengan kapiler buta limfatik (atau tubulus prelymphatic) di dermis papillary yang mengalir ke kapal yang lebih besar membentuk pleksus superfisial pada dermis sub-papiler, dan pleksus dalam, di bawah pleksus arteri dalam. Jaringan limfatik sangat berkembang dengan baik di digital, palmoplantar dan kulit skrotum.
Pembuluh limfatik hampir tidak terlihat di kulit normal, menjadi lebih mudah terlihat ketika mereka melebar di bawah pengaruh tekanan interstitial meningkat (edema). Mereka dapat dibedakan dari pembuluh kulit lainnya dengan diameter luminal lebih besar dan dinding tipis yang terbuat dari lapisan terus menerus sel endotel datar, memiliki sitoplasma sedikit dan inti menonjol. Sel endotel yang melekat pada molekul yang berdekatan kolagen / elastin dengan penahan filamen yang membentang di bawah pengaruh peningkatan tekanan jaringan, sehingga mendukung penghapusan cairan interstitial kelebihan.
Kecuali dari pembuluh paling dangkal, limfatik berisi beberapa katup dengan motilitas intrinsik; mereka tanpa lamina basal dan pericytes. Limfatik dermis dalam (yaitu dari tungkai bawah) kadang-kadang memiliki dinding berotot, tetapi tidak memiliki lamina elastis. Ultrastruktural, sambungan antar kurang mencolok dibandingkan kapiler darah.

Sirkulasi Muscular

Sirkulasi muscular merupakan sirkulasi yang berada (bekerja) pada otot. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.
Otot polos merupakan otot yang ditemukan dalam organ pencernaan dan pembuluh darah, bekerja dengan pengaturan dari sistem syaraf tak sadar atau saraf otonom. Otot polos dibentuk oleh sel-sel otot yang terbentuk dari gelendong dengan kedua ujung meruncing, serta mempunyai satu inti tunggal.
Otot lurik atau otot rangka adalah sejenis otot yang menempel pada rangka tubuh dan digunakan untuk pergerakan. Otot ini mempunyai pigmen mioglobin dan mendominasi tubuh vertebrata. Otot ini disebut lurik, karena pada otot ini tampak daerah gelap (aktin) dan terang (miosin) yang berselang seling. Disebut juga otot rangka, karena melekat di rangka dan juga otot sadar, karena bekerja di bawah kesadaran (volunter). Ciri-cirinya adalah berbentuk silindris, memanjang dan berinti sel banyak (multinuklei), bergerak dalam waktu cepat, dan cepat lelah.
Otot jantung merupakan otot yang bekerja khusus untuk memompa darah pada jantung ini adalah jaringan otot yang sanggup berkontraksi secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak dipengaruhi sinyal saraf pusat. Otot jantung dapat dipengaruhi oleh interaksi syaraf simpatetik atau parasimpatetik yang memperlambat atau mempercepat laju denyut jantung, namun tidak dapat mengontrolnya secara sadar. Pada manusia normal biasanya jantung berkontraksi 72 kali setiap menit dan memompa darah 60 cm3. Priode dari suatu air kontraksi hingga akhir kontraksi berikutnya disebut siklus jantung. Siklus jantung terdiri dari priode relaksasi yang dinamakan diastos, yaitu jika serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang. Pada saat itu, otot bilik mengendur maksimum dan ruang bilik mengembang maksimum. Priode kontraksi dinamakan sistol, yaitu jika otot bilik jantung menguncup dan darah didalam bilik di pompa ke pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis) ataupun ke aorta secara bersamaan. Pada setiap otot, terdapat pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan darah yang terdiri atas zat-zat baik itu nutrisi, oksigen dan lain-lain.



Uji Coba Tanggul Gigitan

Uji Coba Tanggul Gigitan
  •  Alat
1.       Alat dasar
2.       Pisau lilin/ le crown
3.       Lampu spiritus

  • Bahan
1.       Tanggul gigitan lilin/lilin merah

  • Proses Uji Coba Gigi Tiruan Malam
1.       Instruksikan pasien untuk meng oklusikan gigi-gigi tanpa tanggul gigitan lilin, kemudian tandai posisi tersebut.
2.       Tanggul gigit dipasangkan pada model kerja
3.       Permukaan oklusal tanggul gigit dilunakkan
4.       Pasien diinstruksikan untuk menggigitkan rahang atas dan bawah dalam posisi oklusi sentrik. Lilin yang berlebih dirapikan sesuai kontur gigi. Hasil teraan gigitan oklusi sentrik merupakan catatan sebagai kunci oklusi.