Friday, June 16, 2017

Endodontik

      Definisi

    Mahkota gigi terdiri dari jaringan keras gigi yakni enamel dan dentin. Keduanya melindungi jaringan lunak yang disebut pulpa yang memanjang dari mahkota sampai ujung akar gigi. Perawatan endodontik atau saluran akar adalah bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal. Perawatan endodontik adalah suatu usaha menyelamatkan gigi terhadap tindakan pencabutan agar gigi tetap bertahan dalam soket. 
    Biasanya berhubungan dengan karies pada gigi molar. Perawatan saluran akar dilakukan dengan cara pengangkatan/pengambilan jaringan pulpa yang mengalami radang/infeksi karena adanya karies, tambalan yang sangat dalam sehingga mengiritasi pulpa, gigi fraktur sampai mendekati saluran pulpa akibat trauma, atau karena gingivitis yang sudah severe.
Perawatan saluran akar dapat dilakukan sekali kunjungan atau lebih tergantung kondisi gigi. Apabila diperlukan, selama antar kunjungan, saluran akar akan diberi obat sterilisasi saluran akar dan lubang akan ditutup dengan tambalan sementara.

      Tujuan
Tujuan perawatan saluran akar ialah :
1. Membuang jaringan keras dan lunak yang terinfeksi
2. Untuk memperbaiki dan mengobati jaringan pulpa yang tersisa untuk proses healing.
3. Untuk mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya sehingga gigi dapat dipertahankan selama mungkin di dalam mulut agar tidak menimbulkan keluhan dan dapat berfungsi baik.
4.  Mencegah masuknya mikroorganisme dan produknya dari dan ke dalam saluran akar melewati koronal pulpa maupun foramen apikal
5. Mereduksi multiplikasi mikroorganisme yang tertinggal, sehingga gigi dapat dipertahankan selama mungkin di dalam mulut
6.  Menciptakan keadaan biologis yang baik bagi jaringan sekitar

Macam-macam Perawatan Saluran Akar

1)      Pulpotomy
     Suatu perawatan pengambilan jaringan pulpa terinfeksi sampai dasar kamar pulpa atau pembuangan bagian koronal jaringan pulpa pada gigi dengan karies yang terekspos kamar pulpanya. Fokusnya adalah untuk mengobati sejauh mana perluasan inflamasi pulpa pre-operative yang terjadi. Pulpotomi dilakukan untuk meneruskan pembentukan akar serta merawat kegagalan dari pulp capping.
        Pada gigi desidui, perawatan pulpotomy ini dilakukan untuk mendapatkan resorpsi akar gigi desidui yang normal seperti gigi seharusnya. Bahan yang digunakan untuk pulpotomi yaitu formokresol atau glutanol dehyde dan Ca(OH)2 untuk gigi permanen.
Indikasi pulpotomi 
- Gigi masih vital dengan pulpa terekspos
- Keadaan klinis jaringan pulpa dalam saluran akar masih normal (belum terjadi inflamasi)
- Tidak ada kelainan jaringan periodontal 
- Tidak ada resorpsi baik secara internal maupun eksternal

Kontraindikasi pulpotomi 
- Nekrosis pulpa 
- Perdarahan yang sulit dihentikan
- Resorpsi internal
- Kelainan jaringan periapikal dan interradikuler banyak/luas

Tahapan pulpotomi
- Melakukan proper diagnosis untuk kemungkinan adanya keterlibatan pulpa vital, kemudian diisolasi menggunakan rubber dam dan dianesthesi
- Membuang seluruh jaringan karies, jika terjadi perdarahan, artinya pulpanya vital.
- Seluruh atap koronal pulpa diambil menggunakan high-speed non-end cutting bur dan copious water spray.
- Seluruh koronal pulpa diambil menggunakan slow-speed #6 and #8 round bur atau spoon excavator.
- Kamar pulpa seluruhnya disterilkan dengan air steril untuk membuang semua debris, lalu kemudian di keringkan dengan vakum atau cotton pellets
- Jangan menggunakan cotton pellets yang terlalu kering, karena dapat memicu hemorrhage
- Jika perdarahan tidak dapat berhenti, lakukan prosedur pengeringan kembali. Jika masih sampai sekitar 2-3 menit, maka lakukan pulpektomi atau ekstraksi

2) Pulpectomy
Perawatan pulpektomi adalah suatu teknik perawatan pada gigi permanen dengan melakukan pengambilan jaringan pulpa terinfeksi sampai saluran akar. Pulpektomi bertujuan untuk mempertahankan gigi terhadap infeksi saluran akar dan dapat berfungsi seperti gigi normal dalam rongga mulut. 
Bahan pengisi saluran akar untuk pulpektomi yang digunakan adalah ZnOE, Oxpara pasta, Kalsium hidroksida, dan perak nitrat. 
Indikasi pulpektomi 
- Saluran akar mengalami inflamasi kronis, rasa sakit spontan
- Saluran akar harus ada minimal 2/3 akar
- Gigi masih dapat di restorasi
- Tidak ada resorpsi internal
- Kelainan jaringan periodontal yang masih minimal (1/3 apikal)
- Perdarahan saat pengambilan saraf sukar terkontrol dengan warna merah tua atau tidak ada perdarahan
- Terutama pada gigi m2 (sebagai space maintainer) sehingga tidak terjadi shifting ke mesial gigi M1

Kontraindikasi pulpektomi
- Resorpsi akar banyak (lebih dari 2/3 akar)
- Gigi yang tidak dapat direstorasi
- Terdapat resorpsi internal pada akar
- Karies yang melibatkan adanya perforasi dasar kamar pulpa
- Kesehatan pasien buruk
- Ada abses, fistula, atau kista
- Kelainan pada jaringan periapikal melebihi 1/3 apikal
- Resorpsi tulang alveolar melebihi 1/3 apikal
- Pasien tidak kooperatif
- Diprediksi terdapat ganggguan perkembangan dan pertumbuhan gigi tetapnya akibat proses infeksi pada gigi desiduinya.

Tahapan pulpektomi
- Pengukuran panjang kerja menggunakan foto radiografi dengan teknik paralel
- Melakukan local anesthesia
- Penempatan rubber dam
- Mengukur panjang kerja menggunakan endodontic file pada hasil foro radiografi
- Untuk mencegah adanya overextension melebihi foramen apikal, maka panjang kerja harus dikurangi sebesar 2-3 mm dari panjang kerja yang ada di foto rontgen.
- Melakukan shape and cleaning pada saluran akar. Tidak diindikasikan untuk menggunakan peralatan sonic maupun ultrasonic serta menggunakan GG (Gates Glidden) karena dinding akar yang tipis sehingga udah perforasi.
- Peralatan yang lebih fleksibel seperti NiTi (Nickel-Titanium) lebih direkomendasikan. 
- Dilakukan dengan hati-hati dan secara perlahan agar tidak terjadi perforasi.saat melakukan shaping and cleaning.

Ruang Lingkup

Memiliki ruang lingkup yang luas, yaitu
- Non-surgical root canal treatment
- Endodontic surgery
- Retreatment
- Hemisection/ root amputation
- Bleaching
- Intentional replantation
- Endodontic endosseous implants
- Apexification
- Transplantation
- Treatment of trauma
- Periodontal-endodontic pathosis
- Orthodontics-endodontics

Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Endodontik

Indikasi
1. Karies yang luas
2. Email yang tidak di dukung oleh dentin
3. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital
4. Saluran akar yang dapat dimasukkan instrumen
5. Kelainan jaringan periapeks pada gambaran radiografi kurang dari 1/3 apeks
6. Mahkota gigi masih bisa direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik (untuk pilar restorasi jembatan)
7. Gigi tidak goyang dan periodonsium normal (tingkat keterlibatan jaringan periapeks)
8. Foto rontgen menunjukkan resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada granuloma pada gigi sulung
9. Daya tahan tubuh pasien secara umum (kondisi pasien baik)
10. Gigi dengan kelainan yang telah mengenai jaringan pulpa dan periapikal
11. Sebagai pencegahan untuk menghindari infeksi jaringan periapikal
12. Untuk rencana pembuatan mahkota pasak
13. Sebagai penyangga/abutment gigi tiruan
14. Oral hygiene pasien baik
15. Masih didukung jaringan penyangga gigi yang baik
16. Pasien bersedia dilakukan perawatan
17. Operator mampu

Kontraindikasi
1. Gigi yang tidak dapat direstorasi lagi
2. Tidak didukung jaringan penyangga gigi yang cukup
3. Gigi yang tidak strategis, tidak memiliki nilai estetik dan fungsional. Misalnya gigi yang lokasinya jauh dari luar lengkung gigi
4. Fraktur vertikal bagian apeks akar
5. Resorpsi yang luas baik internal maupun eksternal
6. Gigi dengan saluran akar yang tidak dapat dipreparasi; akar terlalu bengkok, saluran akar banyak dan berbelit-belit
7. Kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari 1/3 panjang akar
8. Foramen apikal terbuka lebar
9. Perforasi permukaan akar
10. Kesehatan umum pasien buruk
11. Pasien tidak bersedia untuk dilakukan perawatan
12. Operator tidak mampu

References :
Cohen, S. &Bum. 2011. Pathway of the Pulp. 10th ed. Mosby, Inc., St. Louis, Missouri.
Torabinejad M, Walton RE. 2002. Principles and practice of Endodontics. 3rd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company.




Monday, June 5, 2017

Pemeriksaan Gingivitis dan Poket Periodontal

Pemeriksaan Gingivitis

Pemeriksaan gingivitis dapat dilakukan secara visual, palpasi, konsistensi dan perdarahan saat dilakukan probing pada daerah gingival.


Poket Periodontal

Poket periodontal adalah pendalaman sulkus gingiva atau gusi (normal 1-2 mm) secara patologis karena adanya penyakit periodontal.  Pendalaman sulkus dapat terjadi karena pergerakan tepi gingiva (margin gingiva) kearah koronal seperti pada gingivitis, perpindahan epitel junctional ke arah apikal dan bagian koronal epitel terlepas dari permukaan gigi atau kombinasi.

Berdasarkan Carranza, kedalaman poket dibagi menjadi dua yakni :
1. Kedalaman Biologis
        Kedalaman biologis adalah jarak antara margin gingival dengan dasar poket (ujung koronal dari junctional epithelium)
2. Kedalaman Klinis (Kedalaman Probing)
        Kedalaman klinis adalah jarang dimana instrument (probe) masuk kedalam sebuah poket. Kedalaman penetrasi probe tergantung pada ukuran probe, arah penetrasi, gaya yang diberikan, resistensi jaringan dan kecembungan mahkota.


http://obatrematik.info/sulcular-epithelium
        Kedalaman penetrasi probe dari apeks jaringan ikat ke junctional epithelium adalah kurang lebih 3mm. Gaya tekan pada probe yang bisa ditoleransi adalah sebesar 0,75 N. Teknik probing yang benar adalah dengan memasukkan instrument (probe) secara parallel dengan aksis vertikal gigi dan ditelusuri secara sirkumferensial mengelilingi permukaan dari setiap gigi untuk mendeteksi daerah dengan penetrasi terdalam.

Klasifikasi kedalaman poket :
1. 2.3mm → Gingivitis sedang
2. > 3mm → Kelainan Periodontal
3. > 5mm → Periodontal berat

       Apabila dalam sebuah sulkus terdapat banyak kalkulus biasanya akan mempersulit instrument atau probe untuk masuk dan mengukur kedalaman poket karena kalkulus menghalangi masuknya probe. Maka dilakukan pembuangan kalkulus terlebih dahulu secara kasar atau gross scalling sebelum dilakukan pengukuran poket.
Saat periodontal probe dimasukkan, terkadang timbul perdarahan atau Bleeding On Probing (BOP) akibat adanya inflamasi. BOP tersebut dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya inflamasi gingival dan periodontal.



       Carranza, F.A., 2006, Clinical Diagnosis, in: Carranza F.A. & Newman M.G. (eds): Clinical Periodontology, 10th ed., WB. Saunders, Philadelphia.
       Carranza, F.A., Newman, M.G., & Takei, H.H., 2002, Clinical Periodontology, 9th ed., WB. Saunders, Philadelphia.
       Fedi, F.J., Vernino, A.R., Gray, J.L. Faktor Periodontal yang Berkaitan dengan Plak: Patogenesis. Silabus Periodonti Edisi 4, EGC:Jakarta. 2004
       Lindhe, J., 2003, Clinical Periodontology and Implant Dentistry, 4th edition, Blackwell Munksgaard Publication,