Wednesday, October 18, 2017

Anestesi Blok Mandibula (IANB)

Anestesi Blok Mandibula

Inferior Alveolar Nerve Block

Inferior alveolar nerve block (IANB) adalah teknik injeksi nomor dua yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi setelah infiltrasi dan merupakan teknik injeksi yang paling penting digunakan dalam kedokteran gigi. Penggunaan IANB secara bilateral sangat jarang dilakukan dalam pelaksanaan perawatan gigi namun sering digunakan apabila akan melakukan pembedahan bilateral mandibula.

Saraf yang teranestesi:
1. Inferior alveolar, cabang dari percabangan bagian posterior mandibula pada saraf trigeminal (V3)
2. Insisif
3. Mental
4. Lingual (commonly)

Area yang teranestesi:
1. Gigi pada mandibular (satu region)
2. Badan mandibula (bagian inferior pada ramus)
3. Buccal mucoperiosteum (membran mukosa anterior sampai foramen mental, saraf mental)
4. ⅔ anterior lidah dan lantai rongga mulut (saraf lingual)
5. Jaringan lunak lidah dan periosteum (saraf lingual)

Indikasi:
1. Perawatan pada lebih dari satu gigi mandibula dalam satu region
2. Apabila anestesi jaringan lunak bagian bukal (anterior foramen mental) dibutuhkan
3. Apabila anestesi jaringan lunak lidah dibutuhkan

Kontraindikasi:
1. Infeksi atau inflamasi akut pada area yang akan diinjeksi (jarang)
2. Pasien yang suka menggigit bibir atau lidahnya misalnya anak kecil atau pasien anak atau dewasa dengan cacat mental

Kelebihan
Satu injeksi dapat menganestesi area yang cukup luas 

Kekurangan
1. Anestesi area luas (tidak diindikasikan untuk prosedur lokal)
2. Tingkat anestesi tidak adekuat (31% - 81%)
3. Batas intraoral tidak secara konstan dapat dipercaya
4. Aspirasi positif (10% - 15%, tertinggi diantara injeksi intraoral lainnya)
5. Anestesi lingual dan bibir bawah, tidak nyaman pada banyak pasien dan mungkin berbahaya (self-inflicted soft tissue trauma) pada beberapa pasien
6. Memungkinkan anestesi parsial dimana terdapat dua bagian saraf inferior alveolar dan dua bagian kanal mandibular, cross-innervation pada region anterior bawah


Teknik Fisher

Prosedur :

  1. Posisi pasien duduk dengan setengah terlentang. Aplikasikan antiseptic didaerah trigonum retromolar.
  2. Jari telunjuk diletakkan dibelakang gigi terakhir mandibula, geser kelateral untuk meraba linea oblique eksterna., . Kemudian telunjuk digeser kemedian untuk mencari linea oblique interna, ujung lengkung kuku berada di linea oblique interna dan permukaan samping jari berada dibidang oklusal gigi rahang bawah.
  3. Posisi I : Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku , dari sisi rahang yang tidak dianestesi yaitu regio premolar.
  4. Posisi II : Spuit digeser kesisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang oklusal dan jarum ditusukkan sedalam 5 mm, lakukan aspirasi bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk menganestesi N. Lingualis.
  5. Posisi III : Spuit digeser kearah posisi I tapi tidak penuh lalu jarum ditusukkan sambil menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15 mm. Aspirasi dan bila negative keluarkan anestetikum sebanyak 1 ml untuk menganestesi N. Alveolaris inferior. Setelah selesai spuit ditarik kembali.



Teknik modifikasi Fisher :

Setelah kita melakukan posisi III, pada waktu menarik kembali spuit sebelum jarum lepas dari mukosa tepat setelah melewati linea oblique interna ,jarum digeser kelateral ( kedaerah trigonum retromolar ), aspirasi dan keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk menganestesi N. Bukalis. Kemudian Spuit ditarik keluar.


Daftar Pustaka
Malamed SF. Handbook of local anesthesia. Ed.6. Missouri: Elsevier Mosby, 2012
Jastak,JT Cs,: 1995, Local anesthesia of the oral cavity, Philadelphia, W.B. Saubders Company