Sunday, April 23, 2017

Anatomi dan morfologi Gigi Anterior Permanen

 Anatomi dan morfologi Gigi Anterior Permanen

1. Gigi Incisivus Tetap Pertama Atas

Gigi Incisivus sentral atas adalah gigi kesatu di rahang atas, yang terletak di kiri kanan dari garis tengah / median (Itjingningsih, 1991).


Gambar 1.Insisivus sentral atas kanan
Ciri Identifikasi Utama :
  1. Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus tajam ke tepi       insisal. Sudut disto-insisal lebih bulat
  2. Mahkota besar, dibandingkan akar (merupakan gigi anterior terbesar)
  3. ‘Marginal ridge’ cukup jelas pada permukaan palatal cekung, dengan                 cingulum berkembang baik.
  4. Mahkota berinklinasi ke palatal; akar berinklinasi sedikit ke distal.
  5. permukaan labial cembung dan halus.
  6. ‘Cervical margin’ paling berkelok pada sisi mesial.
  7. Akar tunggal meruncing, dengan potongan melintang berbentuk segitiga           membulat dan salah satu permukaan yang agakdatar menghadap ke labial       (Geoffrey C. van Beek, 1996).

2. Incisivus Kedua Atas

     Gigi ini adalah gigi ke- 2 dari garis tengah. Bentuk fungsionalnya  sama dengan I1 atas, sehingga mempunyai tugas yang sama di dalam mulut, yakni untuk menggigit dan memotong makanan. Dibandingkan dengan I1 atas, dimensi koronanya lebih kecil dalam semua jurusan dan bentuknya lebih bulat. Akarnya lebih langsing dan apeksnya runcing. I2 atas mempunyai banyak variasi / anomali (Itjingningsih, 1991).
Gambar 2. Insisiv lateral atas kanan


Ciri Identifikasi Utama :
1. Sudut mesio-insisal lancip; sudut disto-insisal lebih membulat.
2. Tepi insisal jelas miring kebawah kepermukaan distal yang lebih pendek.
3. Mahkota lebih membulat, lebih pendek dan lebih sempit di mensi mesio distal dari pada incicivus pertama atas.
4. Cingulum pada permukaan palatal sering menutupi lubang foramen caecum incisivum.
5. Permukaan palatal lebih cekung dari pada incisivus pertama atas.
6. Akar tunggal yang meruncing halus ke apeks, runcing yang membengkok ke distal.
7. ‘Cervical  margin’ lebih berkelok-kelok pada permukaan mesial daripada permukaan distal (Geoffrey C. van Beek, 1996).

3. Incisivus Pertama Bawah

    Incisivus pertama bawah adalah gigi pertama di rahang bawah, kanan atau kiri dari garis tengah. Pada umumnya, gigi ini adalah gigi yang paling kecil dalam lengkung gigi. Lebar koronanya sedikit lebih besar dari setengah ukuran mesio distal insisivus pertamaatas, tetapilebarlabio-lingualnyahanyalebihkecil 1 mm. perbaikantidakmudahdilakukanpadagigiini, tetapi untungnya, gigi ini jarang sekali perlu diperbaiki. Akarnya, satu, sempit mesio-distal, panjang akar hamper sama dengan insisivus pertama atas dan apeksnya bengkok ke distal (Itjingningsih, 1991).

Ciri Identifikasi Utama :
   1. Akar tunggal, mendatar mesio-distal dan cenderung bengkok ke distal.
   2. Tepi insisal tegak lurus terhadap garis yang membagi dua mahkota labio          lingual.
   3. Panjang akar 12 mm.
   4. Alur longitudinal distal akar lebih jelas daripada mesial.
   5. Gigi terkecil pada gigi-geligi tetap (Geoffrey C. van Beek, 1996).

4. Incisivus Kedua Bawah

1. Sedikit lebih kecil dari pada incisivus pertama bawah; mahkota berbentuk kipas dan tepi insisal lebih lebar mesiodistal.
2. Sisi insisal: tepi insisal tidak tegak lurus terhadap garis yang membelah dua akar, tetapi terpuntir ke distal, dalam arah lingual, mengikuti garis lengkung gigi.
3. Panjang akar 14 mm.
4. Permukaan  mesial mahkota sedikit lebih panjang daripada distal, sehingga tepi insisal sedikit miring.
5. ‘Marginal ridge’ mesial dan distal samar-samar, tetapi lebih m

5. Kaninus Atas

    Kaninus / Canine / Cuspid adalah gigi ke – 3 dari garis tengah, dan satu – satunyagigi di rahang yang mempunyai 1 cusp. Gigi ini diberi nama Kaninus karena pertumbuhan gigi ini pada binatang Carnivorous baik sekali (mis. anjing) sebab mempunyai akar yang terpanjang dan terbesar sehingga gigi ini kuat sekali. Koronanya adalah korona yang terpanjang di dalam mulut dan berbentuk baik sekali baik kekuatan terhadap stress dan pemakaian maupun kebersihan. Pada umumnya gigi ini adalah gigi terakhir yang akan tanggal, kadang kala masih tetap di rahang sesudah gigi lainnya hilang. Seringkali dipakai untuk pegangan dari geligi tiruan. Karena posisinya dalam rahang, panjang dan angulasi akarnya maka gigi Kaninus menjadi struktur yang penting dari muka, yang member karakter, kekuatan dan kecantikan (Itjingningsh, 1991).

Ciri Identifikasi Utama :

 1. Cuspis tunggal runcing kira-kira segaris dengan sumbu panjang akar.
 2. Lereng distal cuspis lebih panjang dari pada lereng mesial dan menyatu           dengan permukaan distal cembung.
 3. Proporsi keseluruhan kekar panjang.
 4. Bagian labial cembung jelas dan cingulum palatal besar.
 5. Garis cervikal kurang berkelok pada permukaan distal.
 6. Akar tunggal sangat panjang dengan potongan melintang segitiga                   membulat.
 7. Permukaan distodan mesio-palatal akar sering beralur longitudinal                   (Geoffrey C. van Beek, 1996).

Gambar 3 dan 4.Caninus atas dan bawah

6. Kaninus Bawah

    Tugas kaninus bawah dan atas sama, sehingga glnya dari semua permukaan sama. Korona lebih panjang serviko – insisal dan lebih sempit mesio – distal daripada C atas. Singulumnya tidak begitu nyata. Pada permukaan mesial dan distal, bagian sepertiga servikal tidak begitu tebal. Permukaan lingual lebih rata dari pada permukaan lingual dari C atas, hamper sama dengan lain – lain gigi geligi depan bawah. Pada umumnya ujung akar melengkung ke distal, tetapi kadang – kadang juga terdapat C dengan ujung akar yang membengkok ke mesial. Jika C ini belum aus, gigi ini adalah gigi yang paling panjang di dalam mulut (Itjingningsih, 1991).

Ciri Identifikasi Utama :

1. Profil distal mahkota lebih membulat dari pada mesial.
2. Mahkota lebih sempit mesio distal dibanding caninus atas, sehingga                 mahkota tampak lebih besar sebanding.
3. Hanya caninus bawah yang mungkin mempunyai akar berbifurkasi, suatu         variasi yang tidak jarang terjadi.
4. Lereng mesial cuspis lebih pendek daripada yang distal
5. Cingulum kurang jelas bila dibanding dengan caninus atas.
6. Permukaan labial dari mahkota kurang lebih segaris lurus dengan akar.
7. Permukaan labial dari mahkota bersambung lengkung longitudinal dengan         akar.
8. Pada kebanyakan kasus, akar cenderung bengkok sedikit ke distal. Mahkota     tampak miring ke distal dalam hubungan dengan akar (Geoffrey C. van             Beek, 1996).


Daftar Pustaka
Itjingningsih, N. (1991). Geligi tiruan lengkap lepas. Penerbit buku kedokteran EGC
Geoffrey C. van Beek. (1996).  Morfologi Gigi : Penuntun Bergambar. Penerbit buku kedokteran EGC

No comments:

Post a Comment