Mekanisme
pemutihan gigi (bleaching)
Mekanisme kerja bahan pemutih gigi merupakan reaksi oksidasi
dari bahan pemutih. Mekanisme kerja bahan pemutih gigi peroxide dan nonperoxide
yaitu dengan cara masuk melalui perantara enamel ke tubuli dentin dan
mengoksidasi pigmen pada dentin, menyebabkan warna gigi menjadi lebih muda.
Proses ini dapat dipercepat menggunakan pemanasan dengan sinar berintensitas
cahaya rendah atau sinar dengan intensitas cahaya tinggi.
Reaksi reduksi-oksidasi pada proses pemutihan dikenal sebagai
reaksi redoks. Bahan pemutih hidrogen peroksida akan menghasilkan HO2
(peryhydroxil) yang merupakan radikal bebas kuat dan O sebagai radikal bebas
lemah. Dalam bentuk cairan murni H2O2 merupakan asam lemah yang menghasilkan
lebih banyak radikal bebas lemah yaitu O, sehingga untuk mendorong pembentukan
HO2 maka hidrogen peroksida harus dibuat basa pada pH optimum 9,5 – 10,8.5
Setelah terbentuk HO2 dalam jumlah yang besar maka radikal bebas ini akan
bereaksi dengan ikatan tidak jenuh. Hal ini menyebabkan gangguan pada konjugasi
elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik email, selain itu
terjadi perubahan berat molekul bahan organik gigi yang memantulkan gelombang
cahaya spesifik penyebab diskolorasi pada bahan dengan berat molekul lebih
rendah dan berkurangnya molekul yang merefleksikan cahaya, dengan demikian akan
terbentuk molekul organik yang lebih kecil dengan warna yang lebih terang.
Gambar 1 Proses buffer menghasilkan banyak radikal bebas lebih kuat (prehidroksil) (Patil dalam Goldstein 2002)
Hidrogen peroksida merupakan bahan utama yang digunakan dalam
perawatan pemutihan gigi dan dihasilkan dengan reaksi sebagai berikut :
Efek pemutihan gigi (bleaching)
Secara keseluruhan bahan pemutih hidrogen peroksida aman
digunakan apabila dipakai dalam batas konsentrasi yang diawasi, waktu yang
tidak terlalu lama (bila konsentrasi tinggi) dan dalam suatu interval waktu
perawatan tertentu. Berbagai persyaratan di atas menjadikan pemutihan gigi
vital dapat dilakukan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terjadi sedikit
perubahan morfologi enamel pada pH yang bervariasi.
Penelitian secara in vitro yang menguji bahan pemutih hidrogen
peroksida 6% terhadap enamel menyatakan bahwa pengikisan enamel akibat
penggunaan bahan tersebut masih dapat diterima. Meskipun agen pemutih hidrogen
peroksida sangat efektif dalam mencerahkan warna gigi, kekhawatiran dari
penggunaan bahan ini telah diungkapkan pada beberapa penelitian mengenai
komplikasi setelah pemutihan gigi (post bleaching) termasuk perubahan dalam
morfologi permukaan enamel dan dentin, perubahan komposisi kimia, peningkatan
permeabilitas, dan perubahan penting dalam sifat mekaniknya.
DAFTAR PUSTAKA:
Meizarini Asti, Rinati Devi. Bahan pemutih gigi dengan
sertifikat ADA/ISO. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.). 2005; 38(2):73–76
Farah R.A.A, Suprastiwi E, Usman M. Pemutihan gigi
teknik home bleaching dengan menggunakan karbamid peroksida. Dep Ilmu
Konservasi gigi : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Goldberg M, Bohin F,
Bonnet E, Crinquette AC, Dartigues J, Louis JJ. Tooth bleaching treatments: a
review. Association Dentaire Française 2007: 11-2.
Al-Qahtani Q Mohammed. Tooth bleaching procedures and
their controversial effect: a literature review. The Saudi Dental Journal.
2014: 36-8.
No comments:
Post a Comment